Sesuai dengan namanya, tanaman hias kuping gajah mempunyai daun yang lebar mirip daun talas, tapi yang membedakannya adalah nilai seni dan keindahan yang terdapat pada urat daun dari tanaman ini yang begitu unik. Kalau di dunia seni lukis bisa dikatakan serat daun tanaman hias ini membentuk semacam lukisan abstrak. Tentu pada kenyataanya kita tidak bisa membandingkan karya seni Sang Pencipta dengan manusia, sungguh tidak ada bandingannya.
Saya mempunyai beberapa jenis tanaman hias kuping gajah, ada yang daunnya besar dan sedang. Saya berniat untuk berburu jenis tanaman hias kuping gajah dengan warna merah, karena selain lebih langka dan banyak disukai, jenis yang warna merah ini mempunyai warna yang lebih indah dan terang.
Pada tahap awal menanam dan merawat tanaman hias kuping gajah, saya sempat salah dalam memberikan kadar air yang terlalu banyak (karena tidak tahu) yang mengakibatkan umbi, cabang tunas dan daun hampir membusuk. Setelah mendapatkan informasi dari teman, saya langsung memangkas bagian yang hampir busuk pada tanaman ini dengan maksud untuk tindakan pencegahan agar pembusukan tidak merambat. Alhamdulillah Si Kuping Gajah bisa diselamatkan. Memang, kegagalan bagi pecintan bunga dan tanaman hias bagi seorang pemula bisa dianggap wajar.
Kurang lebih dua minggu kemudian tanaman hias kuping gajah yang kurawat mulai memunculkan tunas dan membentuk daun. Tak disangka daunnya cukup besar dengan corak serat daun yang lebih banyak. Berkaca dari kesalahan terlalu banyak kadar air yang diberikan, saya memutuskan untuk menyiramnya sebanyak dua kali dalam satu minggu. Ada kemungkinan dengan intensitas air sebanyak itu tanaman hias ini akan tumbuh dengan lebih baik.
No comments:
Post a Comment