July 2, 2017

Bunga Pisang-Pisangan


Pagi ini, saya berkunjung ke rumah Mak Ika. Sosok perempuan yang luar biasa dalam kecintaannya terhadap bunga dan tanaman hias. Bahkan, sebagian besar bunga dan tanaman hias yang ada di halaman rumahku adalah pemberian dari beliau. Dengan kata lain, "Emak-ku Pahlawanku".
Saya mengambil beberapa poto bunga, salah satunya adalah bunga pisang-pisangan. Jenis bunga ini memang mirip dengan pohon pisang (dilihat dari daun dan cara bertunasnya). Keunikan bunga pisang-pisangan terletak pada bagian bunganya yang merah menyala, dengan ujung bunga ada motif berwarna hijau dan kuning dan menggantung dalam jumlah yang banyak dan panjang.
Mungkin bunga pisang-pisangan kurang banyak diminati oleh para pecinta bunga. Karena proses menanam sampai munculnya bunga cukup lama. Namun, bila bunganya telah tumbuh terdapat keindahan yang menjadi ciri khas. Bunganya berjejer memanjang ke bawah, bahkan bisa mencapai panjang 1,5 meter. Dalam poto yang saya ambil, kira-kira panjang bunga ini baru sekitar 1,1 meter. 
Bunga pisang-pisangan bisa bertahan hingga tiga bulan (awet mekar). Sehingga, dengan keawetannya mampu mengobati rasa lelah selama proses perawatan. 
Entah apa nama asli dari bunga pisang-pisangan. Saya menyebutnya, berdasarkan banyaknya khalayak ramai yang memakai nama tersebut. Bunga ini sangat cocok ditanam di halaman (tanpa memakai pot bunga). Tidak cocok bila ditanam dalam pot bunga, karena jumlah akar dan tunasnya yang banyak, memungkinkan bunga ini butuh ruang yang bebas untuk menjalarkan akar (tunas).
Secara teknis, perawatan bunga pisang-pisangan tidak membutuhkan banyak disiram. Karena secara struktur, mirip dengan pohon pisang yang menyimpan banyak cadangan air di dalamnya. Cukup disiram seminggu sekali, bunga ini mampu tumbuh subur. Tentunya, upaya pemupukan tetap harus dilakukan secara intensif. Pupuk organik sangat baik untuk jenis bunga ini, misalnya menggunakan pupuk kandang atau pupuk kompos.


Mewujudkan Kesadaran Lingkungan Agar Tetap Hijau Sejak Usia Dini



Usia dini merupakan tahap dimana anak meniru perilaku orang dewasa. Dengan memberikan contoh menanam bunga dan tanaman hias di sekolah secara berkelanjutan (dari usia anak sampai remaja), maka akan tertanam kesadaran mental akan pentingnya lingkungan hidup yang hijau. 
Guru sebagai agen percontohan siswa di sekolah bisa mengajari siswa bagaimana cara menanam bunga dan tanaman hias yang baik. Akan terekam kuat dalam memori anak, bila diberikan contoh langsung kemudian dilakukan praktek bersama.
Lingkungan yang hijau di sekolah sangat penting, karena secara langsung dan tidak langsung, secara fisik maupun mental sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Sebagai contoh manfaat langsung dari lingkungan hijau bisa dikorelasikan dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam, bisa juga dalam tema "saling menyayangi mahluk Tuhan" dalam materi Pendidikan Agama. Secara tidak langsung, suasana udara segar, pandangan mata dengan dedaunan yang hijau dan bunga yang indah sangat mendukung secara emosional terhadap perkembangan belajar anak. 
Manfaat tidak langsung lainnya dengan praktek menanam dan merawat bunga / tanaman hias (penghijauan) syaraf motorik anak akan lebih terlatih, misalnya dengan mengangkat pot bunga. 
Sangat dibutuhkan mental kesadaran menjaga lingkungan agar tetap hijau dipupuk sejak usia dini mengingat pembangunan industri dan infrastruktur di masa mendatang diprediksi akan menghabiskan banyak lahan pertanian, perkebunan, dan persawahan yang bergeser dari kota ke kampung. Bila generasi penerus bangsa tidak mempunyai kesadaran menjaga lingkungan, maka tidak mustahil bencana akan bermunculan dimana-mana. 
Sebagai contoh bencana akibat kurangnya kesadaran menjaga lingkungan agar tetap hijau yaitu munculnya penyakit infeksi saluran pernapasan sebagai akibat dari pencemaran udara, bencana longsor karena tebing yang harusnya ditanami pohon malah dibikin areal pemukiman. 
Sebagai kesimpulan, penulis mengajak semua pihak untuk mewujudkan kesadaran menjaga lingkungan agar tetap hijau sejak usia dini (di sekolah).

July 1, 2017

Tanaman Hias Puring


Jenis tanaman hias yang satu ini sangat menarik jika kita mengamati daunnya. hijau dengan corak kuning totol-totol. Namun, tanaman hias ini termasuk jenis tanaman yang membutuhkan perawatan intensif, karena pertumbuhannya cukup lambat. Saya sudah menanam dengan teknik stek batang selama delapan bulan, namun ketinggian batangnya yang semula 25 centi meter, sekarang baru mencapai 40 centi meter.
Berdasarkan proses penanaman tanaman hias ini sempat mengalami kekeringan sampai daunnya habis dan batangnya terlihat layu. Dari kondisi tersebut, anda jangan putus asa dan menyimpulkan bahwa tanaman tersebut mati. Padahal, dalam kondisi seperti itu, proses penguatan akar dan proses pertumbuhan daun sedang berlangsung. Jangan terlalu banyak menyiram tanaman dalam kondisi tersebut. Cukup menyiramnya tiga hari sekali. 
Dari pengalaman tersebut, kurang lebih satu bulan kemudian mulai tumbuh bakal daun dari sela-sela tunas dengan bentuk hijau sebesar tai lalat. Nah, saat itulah kita harus lebih intensif memupuknya dan menyiram tanaman satu hari sekali. 
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam menanam dan merawat tanaman hias. Jika anda mudah putus asa, disarankan membeli tanaman hias siap tanam dalam polybag yang banyak dijual di toko bunga dan tanaman. Namun akan ada perasaan yang berbeda antara menanam dan merawat tanaman hias dari titik nol dibandingkan dengan tanaman hias yang siap tanam. Dengan kata lain, ada kepuasaan tersendiri yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kepuasan tersebut adalah nikmatnya menjalani proses.


Tumbuhan Dan Binatang Tak Pernah Serakah



Pagi itu saya sedang menulis sebuah artikel. Setelah beres mengetik, terdengar suara angsa dari luar rumah. Hati ini penasaran, lalu kulihat ke luar, terdapat dua angsa tetangga sedang asyik mematuki daun tanaman hias yang kutanam. Sejenak saya berpikir, dan mencoba mengamati perilaku angsa tersebut. Badan angsa ini jauh lebih kurus dari angsa yang dipelihara dengan baik. Saat kulihat tembolok, tempat mereka menyimpan makanan, tampak begitu kempes. Dalam hati berbisik "Apakah angsa ini tidak pernah dikasih makan?"
Tak tega rasanya kalau harus mengusir mereka yang sedang sarapan di pagi hari. Tapi, di sisi lain, saya merasa kasihan pada tanaman hias yang daunnya hampir gundul dipatuk angsa. Padahal, terletak tanggung jawab yang besar ketika kita memelihara binatang dan merawat tanaman. Jangan anggap mereka sebagai mahluk yang tak punya rasa. Mereka juga sama seperti kita, binatang dan tanaman punya rasa lapar dan haus. Binatang harus diberi makan dan minum, tanaman harus dipupuk dan disiram.
Setelah saya usir sepasang angsa, datang segerombolan ayam berjumlah empat. Satu betina, tiga jantan. Hati ini langsung berkata, "si ayam melakukan poliandri".hehehe. Tapi, sah-sah saja karena mereka adalah binatang. Beda halnya dengan manusia jika melakukan poliandri, itu adalah mutlak keserakahan atas dasar nafsu yang merusak.

Maha Karya Tuhan Pada Motif Daun Tanaman Hias


Pernahkah anda mengamati motif pada daun tanaman hias? Jika pernah, coba anda renungkan betapa Indahnya Kuasa Yang Maha Indah. Saya sering mengamati begitu banyak corak lukisan Yang Maha Kuasa ditorehkan dengan Maha Sempurna pada mahluk yang Dia Kehendaki. Sebagai contoh, pada daun tanaman hias pada poto di atas sungguh Maha Karya Sang Pencipta. 
Dari sekian banyak motif yang terdapat pada tumbuhan (tanaman hias), kita sudah memanfaatkannya dalam corak batik yang sering kita pakai. Tindakan meniru motif yang terdapat pada daun, bunga, binatang, pohon, dan sebagainya tidak akan pernah melanggar hak cipta, karena dibuat langsung oleh Maha Pencipta. Betapa baiknya Tuhan pada kita, Dia tidak menuntut atas tindakan meniru yang kita lakukan? Hanya cukup dengan bersyukur dengan ucapan "Alhamdulillahir Rabbil 'Alamin", seluruh umat manusia diberikan hak yang sama untuk memanfaatkannya.
Betapa banyaknya dan tidak terhitung dari apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Sehingga, harus malu pada Tuhan, jika kita dihadapkan dengan sedikit ujian dalam hidup. Padahal, ujian yang diberikan Tuhan kita bertujuan agar kita "lulus" dan "naik kelas" di hadapan Tuhan. 
Jangan terlalu banyak mengeluh! Kalau bisa dikurangi, karena ketika kita sering mengeluh, Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui isi hati manusia. Lebih banyak bersyukur dalam berbagai keadaan adalah solusi untuk masalah yang dihadapi.
Kembali pada motif tanaman hias yang tumbuh dengan sempurna. Bagi kita yang harus terus belajar sepanjang hayat, jangan lupa bahwa Tuhan mendidik kita dalam tiap gerak dan langkah. Apa yang dilihat, didengar, dicium dari alam sekitar adalah bahan pembelajaran yang tidak akan habis dituliskan dalam pengetahuan manusia yang sedikit.
Dari paparan di atas, saya tidak bermaksud untuk menggurui orang lain, yang jelas semua pelajaran ini saya tujukan untuk mendidik diri ini yang masih sangat dangkal dalam ilmu. Ada pun diantara para pembaca yang melihat adanya kebenaran dalam tulisan ini, tentu kebenaran tersebut bukan berasal dari diri saya, melainkan datang dari Tuhan Yang Maha Pintar.

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...