July 1, 2017

Tanaman Hias Puring


Jenis tanaman hias yang satu ini sangat menarik jika kita mengamati daunnya. hijau dengan corak kuning totol-totol. Namun, tanaman hias ini termasuk jenis tanaman yang membutuhkan perawatan intensif, karena pertumbuhannya cukup lambat. Saya sudah menanam dengan teknik stek batang selama delapan bulan, namun ketinggian batangnya yang semula 25 centi meter, sekarang baru mencapai 40 centi meter.
Berdasarkan proses penanaman tanaman hias ini sempat mengalami kekeringan sampai daunnya habis dan batangnya terlihat layu. Dari kondisi tersebut, anda jangan putus asa dan menyimpulkan bahwa tanaman tersebut mati. Padahal, dalam kondisi seperti itu, proses penguatan akar dan proses pertumbuhan daun sedang berlangsung. Jangan terlalu banyak menyiram tanaman dalam kondisi tersebut. Cukup menyiramnya tiga hari sekali. 
Dari pengalaman tersebut, kurang lebih satu bulan kemudian mulai tumbuh bakal daun dari sela-sela tunas dengan bentuk hijau sebesar tai lalat. Nah, saat itulah kita harus lebih intensif memupuknya dan menyiram tanaman satu hari sekali. 
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam menanam dan merawat tanaman hias. Jika anda mudah putus asa, disarankan membeli tanaman hias siap tanam dalam polybag yang banyak dijual di toko bunga dan tanaman. Namun akan ada perasaan yang berbeda antara menanam dan merawat tanaman hias dari titik nol dibandingkan dengan tanaman hias yang siap tanam. Dengan kata lain, ada kepuasaan tersendiri yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kepuasan tersebut adalah nikmatnya menjalani proses.


Tumbuhan Dan Binatang Tak Pernah Serakah



Pagi itu saya sedang menulis sebuah artikel. Setelah beres mengetik, terdengar suara angsa dari luar rumah. Hati ini penasaran, lalu kulihat ke luar, terdapat dua angsa tetangga sedang asyik mematuki daun tanaman hias yang kutanam. Sejenak saya berpikir, dan mencoba mengamati perilaku angsa tersebut. Badan angsa ini jauh lebih kurus dari angsa yang dipelihara dengan baik. Saat kulihat tembolok, tempat mereka menyimpan makanan, tampak begitu kempes. Dalam hati berbisik "Apakah angsa ini tidak pernah dikasih makan?"
Tak tega rasanya kalau harus mengusir mereka yang sedang sarapan di pagi hari. Tapi, di sisi lain, saya merasa kasihan pada tanaman hias yang daunnya hampir gundul dipatuk angsa. Padahal, terletak tanggung jawab yang besar ketika kita memelihara binatang dan merawat tanaman. Jangan anggap mereka sebagai mahluk yang tak punya rasa. Mereka juga sama seperti kita, binatang dan tanaman punya rasa lapar dan haus. Binatang harus diberi makan dan minum, tanaman harus dipupuk dan disiram.
Setelah saya usir sepasang angsa, datang segerombolan ayam berjumlah empat. Satu betina, tiga jantan. Hati ini langsung berkata, "si ayam melakukan poliandri".hehehe. Tapi, sah-sah saja karena mereka adalah binatang. Beda halnya dengan manusia jika melakukan poliandri, itu adalah mutlak keserakahan atas dasar nafsu yang merusak.

Maha Karya Tuhan Pada Motif Daun Tanaman Hias


Pernahkah anda mengamati motif pada daun tanaman hias? Jika pernah, coba anda renungkan betapa Indahnya Kuasa Yang Maha Indah. Saya sering mengamati begitu banyak corak lukisan Yang Maha Kuasa ditorehkan dengan Maha Sempurna pada mahluk yang Dia Kehendaki. Sebagai contoh, pada daun tanaman hias pada poto di atas sungguh Maha Karya Sang Pencipta. 
Dari sekian banyak motif yang terdapat pada tumbuhan (tanaman hias), kita sudah memanfaatkannya dalam corak batik yang sering kita pakai. Tindakan meniru motif yang terdapat pada daun, bunga, binatang, pohon, dan sebagainya tidak akan pernah melanggar hak cipta, karena dibuat langsung oleh Maha Pencipta. Betapa baiknya Tuhan pada kita, Dia tidak menuntut atas tindakan meniru yang kita lakukan? Hanya cukup dengan bersyukur dengan ucapan "Alhamdulillahir Rabbil 'Alamin", seluruh umat manusia diberikan hak yang sama untuk memanfaatkannya.
Betapa banyaknya dan tidak terhitung dari apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Sehingga, harus malu pada Tuhan, jika kita dihadapkan dengan sedikit ujian dalam hidup. Padahal, ujian yang diberikan Tuhan kita bertujuan agar kita "lulus" dan "naik kelas" di hadapan Tuhan. 
Jangan terlalu banyak mengeluh! Kalau bisa dikurangi, karena ketika kita sering mengeluh, Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui isi hati manusia. Lebih banyak bersyukur dalam berbagai keadaan adalah solusi untuk masalah yang dihadapi.
Kembali pada motif tanaman hias yang tumbuh dengan sempurna. Bagi kita yang harus terus belajar sepanjang hayat, jangan lupa bahwa Tuhan mendidik kita dalam tiap gerak dan langkah. Apa yang dilihat, didengar, dicium dari alam sekitar adalah bahan pembelajaran yang tidak akan habis dituliskan dalam pengetahuan manusia yang sedikit.
Dari paparan di atas, saya tidak bermaksud untuk menggurui orang lain, yang jelas semua pelajaran ini saya tujukan untuk mendidik diri ini yang masih sangat dangkal dalam ilmu. Ada pun diantara para pembaca yang melihat adanya kebenaran dalam tulisan ini, tentu kebenaran tersebut bukan berasal dari diri saya, melainkan datang dari Tuhan Yang Maha Pintar.

SILATURAHMI TERHADAP ALAM


Pada hari Kamis, tanggal 29 Juni 2017, semua proses silaturahmi terhadap saudara, teman, tetangga, guru, dan muslim lainnya telah saya lakukan. Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1438 Hijriyah tak lengkap rasanya jika tidak keliling kampung, meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. 
Sekitar pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), saya bersama istri melakukan perjalanan dalam rangka Silaturahmi Dengan Alam. Apakah perlu kita bersilaturahmi dengan alam? Jawabannya sangat jelas, perlu sekali. Mengapa? Karena alam diciptakan oleh Tuhan sebagai teman (sahabat) untuk manusia. Alam harus diperlakukan sama dengan manusia, berikan kasih sayang terhadap sesama mahluk (termasuk alam).
Kami mengendarai sepeda motor selama kurang lebih 3 jam. Dari daerah Cikancung menuju pemandangan yang indah di sepanjang jalan menuju daerah Banjaran. Saat melewati daerah Sapan, Kami mengambil foto pemandangan alam yang sangat indah. Ditemani hembusan angin yang masih segar dan tidak tercemar. 
Tujuan utama pada awalnya hendak berwisata ke daerah Gunung Puntang (Cimaung, Banjaran). Namun, hari sudah terlalu siang. Sehingga, Kami memutuskan untuk melaksanakan Shalat Dzuhur di Masjid Agung Banjaran. Sebelum memasuki masjid untuk shalat, Kami beristirahat di sekitar halaman, sambil menikmati jajanan Es Kelapa Muda dengan bahan gula aren asli. Sungguh nikmat terasa di lidah. Saya bisa merasakan bahwa gula aren yang dijadikan pemanis es kelapa muda tersebut benar-benar asli. Kemudian saya tanyakan pada Sipenjual es kelapa muda, dan jawabannya benar bahwa gula aren tersebut benar-benar asli (bukan gula daur ulang).
Saya sempat mengobrol sama istri, betapa alam akan menyuguhkan manfaat yang luar biasa jika dirawat dan dipelihara dengan penuh kasih sayang. Salah satu bukti nyata adalah manfaat dari pohon aren yang menghasilkan gula untuk bahan konsumsi kita.
Sebagai kesimpulan dari sekelumit artikel ini, saya mengajak kepada seluruh umat manusia di dunia, "Pelihara Alam Dengan Penuh Kasih Sayang, Maka Alam Pun Akan Menyayangi Kita Sebagai Manusia".

June 28, 2017

BERGURU PADA SINGKONG


Singkong yang ditanam di halaman rumah yang ditanam 7 bulan yang lalu, pohonnya kini sudah setinggi 3 meteran. Daunnya sudah berguguran sampai gundul. Tetangga pada berkata, ayo pak segera dipanen singkongnya! Saya hanya menjawab dengan senyuman. Dalam benak terpikir, saya tidak mau memanen singkong tersebut. Ketika mulai ditanam, dipupuk, dan disiram setiap hari, saya merasa dekat dengan mereka. Saya menyayangi pohon singkong tersebut teramat sangat. Apakah saya jatuh cinta pada singkong? hehehe. Entahlah, karena tiap kali saya mengamati dan merawat mereka. Dalam rasa terdengar mereka menyapa, dalam dinginnya pagi dan hembusan angin sore. 

Apakah saya masih waras? hehehe. Tentu, seratus persen normal. Setiap pagi mereka menyapa, "selamat pagi, semoga Tuhan merahmati Kita semua! Amiiin". Kurang lebih seperti itu sapa mereka. Setelah pulang kerja setiap sore mereka mengucap puji, "Terima kasih kepada Tuhan yang telah memberi umur sampai hari ini".

Kembali pada kondisi pohon singkong yang gundul tanpa daun. Saya selalu yakin, walaupun sudah gundul daunnya, jika dirawat terus menerus mereka akan tumbuh lagi. Dan, ternyata benar, segala puji bagi Alloh Yang Maha Menghendaki. Setelah satu minggu tanpa daun, mulai terlihat daun-daun kecil keluar dari ketiak batang mereka.

Pelajaran apa yang didapat dari paparan di atas?
Hikmah. Semua yang terjadi mengandung makna. Perbuatan Tuhan pasti berakibat baik bagi semua mahluk. Apa yang disangkakan buruk oleh mahluk, bisa jadi sebaliknya menurut Tuhan. Ada rahasia yang tersimpan dalam perbuatan Tuhan. Hanya mereka yang telah dekat dengan-Nya, yang diberi sedikit pengetahuan tentang itu. Wallahu A'lam. Kesimpulannya, jangan pernah berburuk sangka pada Tuhan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat. Amin

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...