February 8, 2017

PUISI UNTUK MAWAR


Kurangkai kata demi kata
atas dasar kau tanaman langka
langka dalam berbunga
jarang kau hasilkan kembang

Kemarin kau sodorkan kuncup
Sekarang kau ku kecup
Terima kasih tlah bersemi
Membalas siram yang kutanam

Apa kau dengarkan aku?
Besok ajak temanmu
Ajak mekar di bawah selasar
Ajak mekar di samping pagar

Nanti,
Setelah temanmu bersemi
Aku akan bangun pagi
Kita bersama memuji Illahi

February 7, 2017

MENANAM LABU SIAM DARI IBU


Dua minggu yang lalu aku menanam labu siam di pekarangan belakang dapur, penuh keringat, namun tetap semangat. Kemarin, hari sabtu aku seperti biasa mengunjungi ayah dan ibu. Dua insan manusia panutanku. Mereka tinggal di kampung dari masa muda hingga badan melengkung. Mereka tinggal di desa, dari masa muda hingga dewasa. Mereka tiap malam berselimut, dari kulit kencang hingga keriput. Mereka dua insan panutanku yang selalu ku sayang dan ku rindu.


Berbekal perut lapar, yang sengaja kukosongkan dari rumah. Bukan berarti tidak menghargai istri, namun sengaja ingin menyantap menu buatan ibu. Aku berangkat dengan penuh semangat. Menunggu dari Senin sampai Jum'at. Akhirnya bertemu sabtu dikejar minggu. 

Assalamu'alaikum! Aku membuka pintu dapur seperti biasa. Tidak dari pintu depan karena motor biasa diparkir di belakang. Tidak ada yang menjawab. Kuucapkan lagi salam sambil membuka pintu ruangan tengah. Kulihat ibu sedang asyik menonton sinetron india yang sedang menjamur di indonesia. Aku langsung mengulurkan tangan sambil ku kecup tangan keriput ibuku. Tangan yang digunakan menanak nasi untuk kami. Tangan yang digunakan untuk menggilas pakaian kotor sisa kami bermain. Tangan yang digunakan untuk menggendong Kami ketika bayi. Tangan yang digunakan dengan seribu manfaat penuh limpahan berkah bagi anak yang berkeluh kesah. 

Kutanyakan pada ibu, "Di mana ayah?" Ibu menjawab, "biasa sedang tidur di kamar". Aku langsung menghampiri ayah yang sedang berbaring, namun beliau tampaknya sedang tidur. Ku tatap wajah ayah yang sudah berusia tujuh dasawarsa setengah. Terkenang bayangan tiga puluh tahun silam. Ketika aku ditimang dengan kasih sayang.

Seperti biasa, ibu selalu menanyakan kabar menantu (istriku). "Gimana kabar Si Neng, Sehat?" ku jawab, "Alhamdulillah sehat". Terkadang aku malu pada ibu dan ayah. Perhatian mereka begitu besar pada Kami. Seperti lirik lagu "Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai Sang Surya menyinari dunia". 

Seperti biasa, setelah beres makan, aku duduk sebentar. Sambil menikmati hisapan asap yang membuat dada pengap. hehe. Kami ngobrol banyak, mulai dari menanyakan kabar berita saudara yang lain sampai mendengar cerita perjuangan ibu dan ayah dalam perjuangan  mengurus Kami dari anak-anak sampai dewasa.

Hari sudah menunjukan jam 04.00 sore. Aku mulai berpamitan untuk pulang. Ibu membawa bungkusan keresek hitam dari dapur. Beliau menyodorkannya padaku, seraya berucap, "Nih, tanam buah labu siam ini di pekarangan rumah! Ini buahnya masih sedikit muda, mudah-mudahan jadi". Aku mengambilnya sambil berterima kasih. 

Memang, bibit labu siam yang baik itu harus diambil dari buahnya yang sudah tua agar menghasilkan tanaman labu yang baik dalam masa pertumbuhannya. Aku langsung pulang, sambil mendo'akan ayah dan ibu, "Ibu dan Ayah sehat selalu Yaaa, maafin aku yang hanya bisa seminggu sekali berkunjung!", Aamiin

Singkat cerita, minggu pagi pun tiba. Ku ambil bibit labu siam, dan kutanam di pekarangan belakang. Selama kurang lebih dua minggu aku memupuk dan menyiraminya. Alhamdulillah sekarang labu siam yang ku tanam sudah mengeluarkan tunas dan daun dan mulai merambat.


TANAMAN BAYAM SEDANG TIDUR

Percaya tidak percaya, saya tadi melihat tanaman bayam tidur. Kira-kira pukul 08.00, sepulang dari warung membeli air galon, dan kebutuhan dapur/sembako untuk esok hari. Saya memarkir motor di depan rumah. dengan berharap istri membukakan pintu. Pintu rumah tidak terbuka. Akhirnya saya turun dari motor, mengangkat galon ke rumah. Ternyata istri sedang sibuk memasang kain gorden. Pantesan tidak dibuka, ternyata sang istri lagi asyik dengan kesibukannya.

Sebelum memasukan motor ke rumah, saya melihat sekeliling halaman rumah, mengamati tanaman dan bunga yang tadi sore disiram. Saya bersyukur, mereka tumbuh dengan subur dari hari ke hari. Pohon singkong yang seminggu lalu setinggi 40 cm, kini sudah bertambah menjadi 60 cm. Tanaman puring yang daunnya kering bulan kemarin, sekarang sudah berdaun kembali. Ditambah munculnya tanaman bayam yang tumbuh dengan sendirinya (tidak sengaja ditanam).

Saya sempat kaget melihat tanaman bayam yang terlihat potong, tumbang, atau dicabut. Saya langsung menghampirinya dan mencoba mengangkat batangnya untuk diluruskan kembali seperti posisi semula. Saya kaget untuk kedua kalinya, ternyata tanaman bayam tersebut tidak potong atau pun tumbang. Dia hanya tergeletak di tanah, bagaikan sedang bersender. Ketika saya ubah posisinya supaya tegak, bayam tersebut bagaikan melawan, terasa mengganjal di tangan dan setelah tegak malah tergeletak kembali. Yang membuat saya heran, tanaman bayam tersebut tidak layu dan masih terlihat segar seperti waktu tadi sore disiram.

Pengalaman ini saya tulis karena belum pernah mengalami kejadian yang aneh seperti tadi. Apabila anda mempunyai penjelasn yang masuk akal dan ilmiah, bisa berbagi dengan saya. Rasa ketika menarik pohon tersebut supaya tegak kembali dan terasa ditangan mengganjal seperti yang tidak mau untuk ditarik adalah faktor yang menyebabkan saya percaya bahwa tanaman bayam ini sedang tidur. 

Semua mahluk di muka bumi ini ciptaan Allah S.W.T. Antara manusia, binatang, dan tanaman diberi rasa untuk saling menyayangi satu sama lain. Saya yakin bahwa hati kita bisa terhubung dengan semua mahluk karena kehendak sang Pencipta. Saya yakin tidak ada cinta yang tak terbalas. Ketika manusia mencintai dan menyayangi binatang dan tumbuhan/tanaman, maka mereka pun akan mencintai dan menyayangi kita. 




February 6, 2017

TANAMAN HIAS LIDAH BUAYA


Selamat sore semuanya! Siapa yang tidak tahu dengan tanaman hias lidah buaya? Apa manfaat lidah buaya? Ya, semua tahu lidah buaya. Tanaman hias yang bermanfaat sebagai penyubur rambut (manfaat paling populer dari lidah buaya). Tentunya tidak hanya itu manfaat lidah buaya. Selain sebagai obat, baik obat luar maupun organ dalam, lidah buaya bisa dimanfaatkan untuk diolah sebagai bahan makanan dan minuman.

Dengan berkembangnya teknologi dan inovasi di bidang pengobatan, perawatan tubuh/kecantikan, pangan, maka manfaat dari tanaman hias lidah buaya semakin optimal dari masa ke masa. Coba anda amati berbagai wadah produk obat, kecantikan, pangan yang menuliskan "Aloe Vera" pada bagian komposisi. Ini menandakan bahwa tanaman hias lidah buaya sudah terbukti banyak manfaatnya. Tentu masih ada manfaat lain yang belum ditemukan. Saya yakin itu.

Lidah buaya merupakan jenis tanaman hias yang tidak "manja", karena cara menanam dan perawatannya sangat mudah. Hanya dengan pencahayaan matahari yang cukup, pupuk, dan jangan sering disiram, maka tanaman ini akan tumbuh dengan baik. 

Lihat gambar/foto tanaman hias lidah buaya di atas! Tidak perlu lahan yang luas untuk menanam lidah buaya. Kita bisa memanfaatkan lahan kosong seperti: Tanah pinggir rumah, tanah di depan teras, atau bahkan tanah kosong pinggir selokan. Mereka benar-benar "tidak manja" dan "kuat" dalam menjalani kehidupan. hehe. 



DAUN KATUK KAYA MANFAAT


Tanaman hias ini sering disebut sebagai "Daun Katuk". Tanaman ini sangat kaya dengan beragam manfaat. Karena selain sebagai tanaman hias, tanaman ini bisa dimanfaatkan daunnya sebagai bahan olahan makanan. Daun Katuk, bisa diambil daunnya untuk dimasak dengan cara disayur ataupun di goreng. Selain itu, daun ini bisa digunakan sebagai bahan lalapan sambal.                             

Tanaman hias ini, sering digunakan sebagai tanaman pagar pembatas tanah. Dulu, jenis tanaman ini banyak terdapat di sekitar kebun dan di pinggir rumah. Sekarang, Daun Katuk sudah jarang, tidak bisa ditemukan dengan mudah.

Selain sebagai bahan makanan, Daun Katuk juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna makanan. Misalnya pewarna untuk kue, manisan, bolu, dan sebagainya. Warna yang dihasilkan adalah warna hijau sesuai dengan warna daunnya. 

Alhamdulillaah, sekitar tiga minggu yang lalu, ada tetangga yang memberikan bibit tanaman hias Daun Katuk. Sehari sebelumnya, saya mau minta benih (stek) daun katuk ini kepada saudara. Namun, beliau tidak memberi, karena Daun Katuk yang beliau tanam masih berusia sangat muda dan hanya beberapa batang pohon. Keesokan hari, tepatnya sore sekitar pukul 16. 00, ada tetangga yang datang ke rumah sambil membawa berbagai jenis bunga dan batang daun katuk. Saya, merasa sangat bahagia karena Allah memberikan sesuatu kepada hambanya pada waktu yang cocok, sesuai dan tepat ditinjau dari berbagai sisi/bidang. Alhamdulillah.

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...