January 27, 2017

BERKACA DARI "TANAH DAN TANAMAN"

Tanah merupakan bagian dari daratan yang diciptakan Alloh SWT sebagai bukti kasih sayang-Nya yang tak terhingga. Di atas tanah manusia dan hewan berpijak. Di atas tanah tumbuhan menancapkan akarnya. 

Kali ini, Saya akan membahas antara hubungan yang saling menguntungkan antara tanah dengan tumbuhan. Tingkat kesuburan tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman / bunga. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua tanaman membutuhkan tanah dengan tingkat kesuburan yang sama. Ambil contoh untuk tanaman anggrek, mawar, kaktus, lidah buaya, membutuhkan tingkat kesuburan tanah yang berbeda dengan tingkat kelembaban yang berbeda pula. Seperti itulah Alloh SWT memberikan rizki kepada semua mahluk sesuai dengan takaran nya masing-masing, sesuai kehendaknya dan tentunya dengan pembagian yang sangat adil (itu pasti). Yakinlah!

Bila kita perhatikan, Tanah yang luas tanpa ada tumbuhan sedikitpun ternyata terlihat gersang, kasar, padat (tidak subur). Beda halnya dengan tanah yang ditumbuhi rumput, pepohonan, atau semak, akan terlihat lebih segar, lembab, dan tentunya (kalau kita cangkul), tanah tersebut gembur.

Nah, siapakah yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan antara kesuburan tanah dan tanaman? Tentunya kita (umat manusia) sudah sangat jelas sebagai pemimpin di muka bumi ini harus bisa mengemban kepercayaan dari Sang Khaliq.

Banyak di antara kita (umat manusia) yang tidak menjalankan amanah dalam menjaga kesuburan tanah dan tanaman (mungkin saya juga salah satu diantaranya). Sangat ironi sekali jika kita dipercaya untuk mengolah tanah dan tanaman, yang terjadi malah kita (umat manusia) dengan serakah memperebutkan tanah dan tanaman tersebut. Seandainya tanah dan tanaman bisa bicara, mereka tidak akan rela (ridho) untuk diolah oleh manusia serakah.

January 26, 2017

LINDUNGI LINGKUNGAN SUPAYA TETAP HIJAU


Melihat makin berkembangnya pembangunan di Indonesia, sungguh signifikan dari tahun ke tahun. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur (mulai dari industri manufaktur sampai pembangunan perumahan rakyat). 

Saya sebagai penduduk yang tinggal di kampung nan jauh di mata. he. merasakan perubahan yang mencolok jika dibandingkan ketika dulu masih anak-anak sampai saat ini saya berusia 35 tahun. Dulu sangat mudah ketika mau mencari singkong untuk direbus, jagung untuk dibakar, kacang tanah sebagai cemilan. Tinggal ambil di kebun lalu diolah, siap saji deeeh.

Sekarang, ketika mau mencari daun singkong pun sangatlah susah! Harus beli di pasar dengan harga Rp. 500 per ikat kecil. Demikian juga dengan hasil pertanian lainnya, sekarang harus serba beli di pasar. 

Sekitar tahun 1995, udara pagi masih segar terasa. Pemandangan masih dihiasi dengan segarnya dedaunan yang serba hijau. Suara burung saling bersahutan dari pohon ke pohon. Kepulan asap keluar dari genteng dapur di tiap rumah. Iringan petani membawa cangkul ke kebun dan ke sawah. 

Saat hari menjelang siang, ibu-ibu menggendong bakul, membawa sajian makan siang untuk suami dan tetangga yang sedang mencangkul. Sesekali saya suka ikut ke kebun atau ke sawah sengaja ingin menyantap makan siang dengan ikan asin, lalap, sambel. (Subhanalloh, Walhamdulillah, Walaaa Ilaaaha Illallohu Allohu Akbar). Kenikmatan makan di sawah dan di kebun saat itu belum pernah saya alami kembali.

Kemana sawah itu sekarang?
Kemana Kebun itu sekarang?
Kemana Suara Burung itu sekarang?
Kemana hijaunya dedaunan itu sekarang?

Semuanya hampir hilang. 
Direnggut oleh satu kata "modern"
Sungguh ironi sekali

Asap yang mengepul sekarang bukan lagi dari genteng dapur. Tapi asap dari pabrik. Burung-burung yang dulu berkicau terusir entah kemana? karena pepohonan tempat mereka bertengger, sekarang sudah ditebang dijadikan "perumahan murah bersubsidi".

Kepada seluruh jajaran pemerintah, pengusaha, dan masyarakat Indonesia tercinta, Penulis mengajak "Mari kita hijaukan kembali lingkungan kita supaya tetap asri, alami, dan segar!!!"

January 24, 2017

Hama Perusak Daun Tanaman / Bunga



Binatang Sejenis siput (keong) dengan nama dalam Bahasa Sunda "Tenggek" ada juga yang menyebut "Janggel" merupakan salah satu hama tanaman yang cukup tangguh melawan obat atau ramuna pembasmi hama. Hal, ini terbukti dari pengalaman saya dalam usaha membasmi hama ini menggunakan ramuan air tembakau yang direbus dicampurkan dengan ekstrak bawang putih yang sudah dihaluskan.


Kurang lebih dua minggu, saya berusaha melawan hama jenis siput ini dengan intensitas dua hari sekali. Alhasil, Si hama malah bertambah banyak. Padahal, ramuan air tembakau yang dicampur dengan ekstrak bawang putih yang sudah disimpan satu malam bisa mengeluarkan aroma bau yang luar biasa. Hehe

Hama jenis siput yang paling suka dengan daun tanaman biasa beraksi "makan malam" sekitar jam 08.00. Mereka muncul secara bersamaan untuk menyerang tanaman. Berikut saya ambil foto model "Janggel" yang sedang berfose: 

Ketiga model "Janggel" ini bagaikan pejuang tangguh ketika diserang dengan obat pembasmi hama, "Mati Satu Nyerang Sepuluh". Saya sempat kewalahan, karena hama ini mengeluarkan banyak lendir dari tubuhnya. Mungkin lendir yang dikeluarkan merupakan senjata pelindung mereka. Sungguh jitu, saya sempat geli melihatnya.
Bagi teman-teman yang mempunyai cara membasmi hama ini, tolong ditunggu infonya yaaaa? Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih



January 23, 2017

Tanaman Hias "Bambu Kuning"


Kali ini saya akan membahas tentang tanaman hias bambu kuning yang merupakan salah satu kekayaan tumbuhan di negara nan subur dan kaya akan ragam tanaman hias.
Saya sangat suka dengan bambu kuning, karena selain warnanya yang menarik juga sering dijadikan buah bibir "tanaman kaya akan mitos".

Awalnya saya sempat ragu ketika mau menanam bambu kuning, karena kritik dari tetangga yang bikin telinga memanjang. hehe. Apa Kata Mereka? Mereka menuturkan "Jangan menanam bambu kuning di depan rumah pamali!", saya hanya tersenyum. Komentar lain, "Itu bambu kuning tempat bersarangnya mahluk halus", saya hanya tersenyum. Saya kira hanya itu komentar dari masyarakat. Ternyata tidak, masih ada yang berkomentar, "Itu tanaman penangkal santet". hehe.

Saya sejenak berpikir, kenapa orang-orang begitu tabu untuk menanam bambu kuning? padahal, tanaman hias tersebut sudah hampir punah di bumi indonesia tercinta. Dengan tekad yang kuat dan tujuan yang lurus saya pun tanpa ragu langsung membeli pot bunga yang besar dan menanam bambu kuning.

Alhamdulillah, selesai juga. Perlu kita sikapi dengan bijak, bahwa semua mahluk diciptakan Allah SWT dengan tujuan dan manfaat yang banyak. Begitu pun dengan tanaman hias "bambu kuning", saya yakin pasti banyak manfaatnya, salah satunya sebagai tanaman hias yang indah. Masyarakat di negara kita terlalu kental dengan mitos yang merupakan kekayaan budaya bangsa. Tapi, jangan salah mitos yang diyakini tanpa dasar bisa menyesatkan aqidah lhooo.

Mitos merupakan kekayaan budaya, tapi jangan sampai merubah pola pikir dan akhirnya merusak keyakinan. Seperti komentar "bambu kuning itu tempat bersarangnya mahluk halus". Itu merupakan komentar yang menyesatkan, karena masyarakat bisa tersered dengan keyakinannya yang lebih mempercayai adanya mahluk halus daripada adanya Allah SWT. Ashtaghfirullahal 'adhiim.


January 12, 2017

ALHAMDULILLAH TUMBUH DAN BERBUNGA

Setelah kurang lebih dua minggu merawat bunga yang dikasih dari tetangga, Alhamdulillah telah membuahkan hasil. Bunga-bunga di halaman bermekaran. Membuat hati gembira dan ikut berbunga. Bagaimana tidak, kemunculan bunga dari kuncupnya sangat kuharapkan. Sebagai pengobat lelah hati yang gundah. Menyejukan badan yang telah bergelut dengan pekerjaan kantor. Ini dia, saya ambil beberapa foto bunga yang sangat indah:


       

Ada beberapa diantaranya para tetangga yang mulai tergugah untuk ikut menanam bunga di depan halaman rumahnya. Saya merasa senang, karena jika di setiap halaman rumah ditanami bunga, tentu akan sangat membantu dalam menjaga keseimbangan alam.

Jujur, saya merasakan banyak ketenangan setelah menggeluti hobi ini. Saya yakin, dalam tumbuhan/bunga terdapat energi positif yang bisa menarik kita ke dalamnya. Teori ini saya sambungkan dengan kebiasaan hidup para pertapa di hutan yang hidup bersama alam, mereka bisa menggali ke puncak rohani tertinggi. Begitu juga dengan Shaolin, yang membiasakan untuk hidup dengan pola vegetarian, mereka bisa menjaga kestabilan tubuh dan mental yang bermuara pada pola hidup sehat.




ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...