July 22, 2017

Bunga Allamanda Cathartica


Allamanda Cathartica merupakan istilah latin untuk tanaman hias yang sering populer disebut bunga terompet emas atau bunga lonceng kuning. Bentuknya mirip dengan bunga bakung dan kucubung, namun ukuran dari Allamanda Cathartica jauh lebih kecil. Ketika mengetahui nama latin dari tanaman hias ini, saya langsung teringat nama-nama pemain telenovela dari daerah Amerika Selatan (Brazil dan Meksiko). Ternyata, bunga ini ditemukan banyak tumbuh di negara Brazil. Salah satu kelebihan dari bunga ini adalah mampu berbunga sepanjang tahun, bila tumbuh di habitat yang cocok dan sesuai.
Berdasarkan sejumlah informasi, Allamanda Cathartica berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Warnna kuning keemasan dari bunga ini yang sesuai dengan habitat di tempat terbuka dan harus terkena cahaya matahari langsung menambah kecocokan bila bunga ini ditanam di halaman rumah. Ditambah dengan ketinggian pohon tanaman hias ini umumnya tidak lebih dari 2 meter, sedangkan rata-rata ketinggian rumah sampai atap kurang lebih 3 meter. Artinya, pohon dari bunga Allamanda Cathartica tidak akan mengganggu pemandangan di depan halaman rumah. Alangkah lebih indah dan cocoknya bila tanaman hias ini disandingkan dengan kolam buatan di halaman rumah. Hal ini menjadi suatu faktor pendukung pertumbuhan bunga Allamanda, karena selain suka dengan tempat terbuka, tanaman hias ini juga menyukai kelembaban yang tinggi. 
Dua faktor yang cukup penting bagi tanaman hias Allamanda Cathartica yaitu ruang terbuka dan kelembaban yang tinggi. Salah satu bukti dua faktor tersebut mendukung pertumbuhan tanaman hias ini yaitu saya mengambil poto dari Allamanda Cathartica di pinggir sungai dekat jalan raya di daerah sekitar Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
Tanaman hias Allamanda Cathartica sangat cocok tumbuh di daerah tropis. Sehingga di Indonesia tanaman hias ini sangat cocok tumbuh dan berkembang di tiap daerah. Selain cocok di tanam di halaman rumah, anda juga bisa menanamnya di pinggir kolam ikan dekat vila dengan nuansa pegunungan. Jadi, selain menikmati hobi mancing ikan, anda juga akan menikmati keindahan bunga Allamanda sambil mencicipi ikan bakar. Duh, saya jadi ngiler nulis artikel ini.
Menurut penelitian para ahli di bidang medis, para ahli obat tradisional (herbal), bagian dari bunga Allamanda bisa digunakan sebagai obat perangsang buang air besar. Sangat cocok untuk anda yang terkena sembelit, karena bagian bunga dari Allamanda mengandung zat laksatif (perangsang, pelembut tinja). Ditambah dengan fungsi dari getah Allamanda Cathartica yang bisa digunakan sebagai obat anti bakteri, khususnya bakteri Staphylococcus (jenis bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan). Tidak hanya itu saja, akar dari bunga Allamanda berfungsi sebagai obat untuk mencegah penyakit kuning.
Nah, bagi anda yang tertarik untuk menanan dan membudidayakan tanaman hias bunga Allamanda Cathartica, bisa mengambil biji dari bunga ini atau dengan cara stek batang untuk kemudian ditanam. Selamat menanam!

Bunga Kastuba Lokal Terlihat Indah Walau Belum Terkenal


Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis tanaman. Selain tanahnya subur, berbagai jenis tanaman impor pada umumnya bisa tumbuh dengan baik di negeri ini. Salah satu jenis tanaman hias yang tumbuh di Indonesia adalah kastuba. Menurut uraian dalam Wikipedia (ensiklopedia bahasa Indonesia), kastuba berasal dari daerah Meksiko bagian selatan dan Amerika tengah. 
Tanaman hias kastuba memiliki daun berwarna merah menyala pada bagian pucuk dan biji bertebaran di ujungnya. Di Spanyol, tanaman hias kastuba dikenal dengan istilah bunga paskah (malam natal), karena bagian merah daunnya suka digunakan untuk hiasan pada saat acara malam natal. 
Di Indonesia tanaman hias kastuba tumbuh secara liar dan biasanya digunakan sebagai tanaman pagar untuk menyangga tanah yang landai. Baru-baru ini muncul kastuba mini (komersil) yang suka dijual di pinggir jalan dan ditanam dalam pot bunga. 
Poto kastuba yang saya ambil pada gambar di atas, terletak di pinggir jalan raya di daerah sekitar Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. Bagi anda para pecinta tanaman hias, coba bandingkan keindahan kastuba lokal (yang tumbuh liar) dengan kastuba mini yang dijual di toko bunga dan pedagang tanaman hias ! Mana yang lebih indah? 
Bagi saya secara peribadi, awalnya mengagumi kastuba mini yang nampak lebih indah. Namun, setelah melakukan pengamatan selama beberapa minggu akhirnya saya memutuskan bahwa kastuba lokal jauh lebih indah. Warna daun merah pada kastuba lokal akan tumbuh lebih banyak karena memungkinkan batang pohonnya yang tinggi mampu bercabang lebih rindang sehingga menghasilkan daun pucuk berwarna merah yang lebih banyak dan bertebaran. Sedangkan pada tanaman hias kastuba mini (dengan batang pohon yang pendek), warna merah pada pucuk daunnya hanya terfokus pada batang pohon utama, karena kastuba mini dengan pohon yang rata-rata lebih pendek tidak mampu menghasilkan batang yang banyak.
Terdapat kepuasan tersendiri yang mungkin tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain, ketika memandang daun kastuba lokal yang berwarna merah bertebaran dengan warna daun hijau pada bagian bawah. Terlebih, saat daun-daun tersebut tertiup angin. Mereka bagaikan melambai dan menyapa, "Aku lebih cantik Lhoooo, walaupun kastuba lokal!". 
Kembali pada topik keindahan tanaman hias kastuba. Walaupun menurut saya kastuba lokal lebih indah, mungkin bagi sebagian orang malah kastuba mini yang lebih indah. Pada hakikatnya nilai keindahan itu bersifat relatif dan bebas memilih. Jadi, anda mau pilih yang mana?

Bunga Korejat (Isotoma Longiflora) Berkhasiat Obat


Nama korejat berasal dari bahasa sunda yang artinya terbangun dari kondisi diam (tidur) karena rasa kaget. Nama latin dari bunga ini adalah Isotoma Longiflora. Tanaman ini secara turun-temurun sudah dikenal sebagai obat untuk mata katarak, minus, plus dan iritasi. Bagian tanaman yang digunakan untuk mengobati mata adalah bunganya.
Habitat tempat tumbuhnya korejat cukup mudah ditemukan. Tanaman ini biasa tumbuh di sela-sela batu pada tanggul penyangga tanah, di sekitar halaman dan pekarangan rumah, di kebun, di pinggir sungai dan sebagainya. Ciri dari tanaman ini memiliki daun dengan panjang 5-10 cm, lebar daun sekitar 2-3 cm, pinggir dan ujung daun bergerigi, serta memiliki bunga berwarna putih dengan kelopak membentuk bintang. Untuk lebih jelasnya, silahkan anda perhatikan poto di atas.
Masyarakat yang kurang tahu akan manfaat tanaman korejat terkadang menganggapnya sebagai gulma. Padahal tanaman ini memiliki khasiat obat herbal dengan cara pengolahan tertentu. Perlu menjadi perhatian bahwa pemanfaatan korejat sebagati obat yang bisa secara langsung kita gunakan adalah bagian bunganya. Jangan coba-coba untuk menggunakan daun korejat untuk dijadikan obat secara manual tanpa pengolahan berdasarkan ilmu pengobatan herbal karena getah yang terkandung pada daun korejat mengandung racun.
Pada artikel ini saya akan sedikit berbagi tentang cara pemanfaatan bunga korejat sebagai obat penyembuhan mata (katarak, iritasi, mata minus dan plus) . Ambil satu helai bunga korejat, usahakan dipetik sampai bagian batang bunga yang memiliki rongga. Rendam bunga tersebut dalam air selama kurang lebih dua jam. Langkah selanjutnya teteskan air yang ada pada rongga batang bunga ke bagian mata yang sakit. Pada umumnya orang menggunakan tiga helai bunga pada saat pagi, siang dan sore, sehingga dalam satu hari dibutuhkan sembilan helai bunga korejat. Namun, saya menyarankan penggunaan satu helai di saat pagi, siang dan sore (3 helai sehari). Hal ini saya maksudkan untuk mengurangi resiko ketidak cocokan anda dalam memanfaatkan bunga ini. Untuk anda yang belum pernah menggunakan air dari rendaman bunga ini, tentu akan kaget (sunda: ngorejat) karena efek rasa perih di mata.
Demikian sedikit paparan tentang pemanfaatan bunga korejat untuk pengobatana mata katarak, iritasi, minus dan plus. Semoga bermanfaat! Amiin!

July 21, 2017

Bunga Pacar Air (Impatiens Balsamina)


Awalnya saya  mengira tanaman ini sebagai semak yang mengganggu (gulma) tanaman hias dan bunga, karena tumbuh di sekitar bunga lain dalam pot bunga. Saya berniat untuk memangkasnya minggu depan saat libur dari rutinitas pekerjaan kantor. 
Saya mengamati tanaman ini dan belum ada ciri-ciri tanaman yang menghasilkan bunga. Tapi, seminggu kemudian (satu hari sebelum libur), tanaman ini mengeluarkan kelopak bunga berwarna merah muda dan sangat indah dipandang.
Saya mulai penasaran dan mengambil laptop untuk mencari deskripsi tanaman ini. Saya merasa kelelahan karena sudah sekitar dua jam mencari belum juga ditemukan nama dan deskripsi dari tanaman berbunga indah tersebut. Pernah, setelah sekian lama saya temukan bunga yang sangat mirip yaitu bunga tapak dara. Hati mulai senang dan lega, tapi setelah diamati lebih seksama ternyata terdapat perbedaan yang mencolok pada bagian daun. Pada bunga tapak dara, semua pinggir daun berbentuk rata, sedangkan pada bunga yang saya temukan, pinggir daunnya berbentuk gerigi.
Saya memutuskan untuk menghentikan pencarian mengenai deskripsi dari bunga ini. Tapi, hati terus penasaran dan memaksa saya untuk terus melanjutkannya. Akhirnya, saya menemukan deskripsi dari bunga ini dengan nama Impatiens Balsamina. Terima kasih Google, saya menemukan nama dari bunga ini dengan nama populer di Indonesia sebagai tanaman hias Pacar Air.
Dulu, ketika saya masih berusia anak-anak, sering menemukan tanaman hias ini. Sekarang setelah usia saya tiga puluh lima tahun jarang menemukannya. Hal ini membuktikan bahwa upaya penghijauan, berupa menanam tanaman hias dan bunga sudah mulai berkurang dari masa ke masa.
Masih melekat dalam ingatan, bahwa tanaman hias pacar air suka tumbuh dimana saja. Kadang tumbuh di pinggir jalan, di kebun, dan tentu saja pada jaman dulu, saya sering menemukan tanaman hias ini di depan halaman rumah.
Keunikan tanaman hias Pacar Air terletak pada buahnya yang sudah matang. Dulu saya suka bermain bersama teman dengan menyentuh buahnya yang sudah matang, kemudian buah tersebut meletup menyemburkan bijinya. Ditambah kulit buah Pacar air yang sudah melepaskan biji mirip ulat bulu karena tumbuh bulu yang banyak di sekitar kulit buahnya.
Dari hasil pencarian di dunia maya, saya menemukan deskripsi bahwa tanaman hias Pacar Air mempunyai sejumlah khasiat obat. Diantaranya bagian akar, daun, biji, dan bunga tanaman hias ini mempunyai fungsi untuk menyembuhkan penyakit dan luka. Sebagai obat luar, tanaman ini bisa dimanfaatkan beberapa helai bunga dan daunnya dengan cara dilumat kemudian ditempelkan pada luka bakar, lebam, bisul, kutil, dan sebagainya.
Sebagai obat herbal untuk penyakit dalam, tanaman hias Pacar Air bisa digunakan biji, daun, bunga dan akarnya dengan cara direbus dan diminum airnya untuk mengobati tekanan darah tinggi, peluruh haid, dan kanker saluran pencernaan bagian atas.
Tentu untuk fungsi pengobatan, anda sebaiknya berkonsultasi dengan para ahli obat herbal (tabib) sebelum memanfaatkan tanaman hias Pacar Air.

Tanaman Hias Keladi Red Star


Jenis tanaman hias ini merupakan keluarga talas-talasan (Caladium). Coba anda perhatikan gambar di atas! Seandainya semua daunnya berwarna hijau, mungkin anda akan menyebutnya talas. Disebut dengan Keladi Red Star karena dari bentuknya (terutama akar daun) yang membentuk bintang dan berwarna merah. Walaupun menyerupai bentuk talas, namun Keladi Red Star tidak memiliki umbi yang besar. Hanya umbi kecil dengan akar serabut yang berkembang di bawah tanah.
Keladi Red Star sangat indah bila ditanam di halaman rumah dengan ukuran pot yang besar akan tumbuh lebih optimal. Dibutuhkan pot bunga yang besar, karena tanaman hias daun ini berkembang biak dengan cara bertunas dari pinggir pohonnya. 
Hati-hati dengan tanaman hias ini! Karena semua bagian dari tanaman hias ini mengandung racun, sehingga jangan sampai dikonsumsi. Berdasarkan sumber informasi dari dunia maya, Keladi Red Star berasal dari sekitar hutan di Negara Brasil. Sekarang, tanaman hias ini bisa kita lihat di seluruh penjuru Tanah Air Indonesia.
Tanaman Hias Keladi Red Star memiliki corak daun yang menarik. Warna hijau daun yang menjadi latar daun tanaman ini, ditambah corak putih yang tersebar di permukaan daun, dan warna merah mengikuti akar daun membentuk bintang sangat mempesona bagi yang melihatnya.
Keladi Red Star bisa dibudidayakan dengan mengambil tunas akarnya untuk kemudian dipindahkan ke dalam pot yang lain. Dalam proses pemindahan bibitnya, usahakan tidak ada umbi akar yang terlepas, karena umbi akar yang berbentuk kecil merupakan cadangan makanan dari tanaman hias ini agar dapat tumbuh dan terus berkembang.
Keladi Red Star sangat baik bila ditanam di areal tanah yang terkena cahaya matahari langsung (area terbuka). Hal ini penting dalam menentukan pigmen daun yang akan menghiasi corak daunnya. Dengan cahaya matahari yang optimal, daun Keladi Red Star akan memunculkan warna merah yang lebih banyak, sehingga lebih memperindah tanaman hias ini.

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...