June 8, 2017

KOPERASI INDONESIA DENGAN PENGELOLAAN MANUAL DAN DIGITAL !


Hampir genap 70 tahun koperasi berdiri di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah, koperasi dibentuk atas dasar kesulitan dan himpitan ekonomi yang melanda rakyat Indonesia. Azas kekeluargaan sangat cocok dengan budaya gotong-royong yang menjadi karakter bangsa. Sehingga, sampai saat ini Koperasi Indonesia masih berdiri dengan kokoh dan penuh semangat dalam menopang ekonomi nasional.
Saat ini Koperasi Indonesia dihadapkan pada persaingan global. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), merupakan tantangan persaingan ekonomi terdekat yang harus dihadapi dengan penuh kesiapan. Apakah Koperasi Indonesia sudah siap menghadapi persaingan di kancah ekonomi global?
Penulis mempunyai keyakinan bahwa koperasi bisa menjadi salah satu bidang usaha penopang ekonomi nasional di masa mendatang, dan tentu Indonesia harus sudah siap dalam persaingan global, baik tingkat asia maupun dunia. 
Sejumlah alasan mendasar koperasi bisa jadi penopang ekonomi nasional adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia sudah mengenal seluk beluk koperasi selama hampir 70 tahun;
2. Dalam Koprasi dijunjung tinggi azas kekeluargaan, dan kesejahteraan anggota menjadi tujuan utama
3. Koperasi mampu melindungi masyarakat Indonesia dari jeratan lintah darat, praktek ijon, dan bentuk bidang usaha yang tidak sehat lainnya. Seperti penimbunan sembako jenis tertentu, bisa dinetralisir prakteknya dengan dikembangkan koperasi produksi dan konsumsi.
4. Prinsip demokrasi menjadi acuan dalam segala pengambilan keputusan.
Dari sejumlah alasan tersebut, karakter koperasi sudah sangat bersenyawa dengan budaya masyarakat Indonesia.
Data Statistik dari Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia mencatat bahwa jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan jumlah tersebut berbanding lurus dengan banyaknya jumlah koperasi yang aktif dan tidak aktif. Pada tahun 2000, jumlah koperasi aktif dan tidak aktif mencapai 103.077 unit (dengan proporsi koperasi aktif berjumlah 88.930 dan koperasi tidak aktif 14.147 unit). 
Atas kerja keras dari pihak pemerintah (Kementerian Koperasi dan UKM), jumlah koperasi tahun 2015 berjumlah lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan tahun 2000. Pada tahun 2015, total jumlah koperasi mencapai angka 212.135 unit (dengan proporsi koperasi aktif sebanyak 150.223 unit dan koperasi tidak aktif sebanyak 61.912 unit). 
Namun, jumlah koperasi yang banyak masih dihadapkan pada tantangan kemampuan untuk bertahan dan terus berkembang. Realita persaingan bisnis di tingkat nasional maupun dunia harus ditopang dengan kemampuan dan penyerapan teknologi yang mumpuni. Tidak terlepas dengan badan usaha koperasi. 
Pemerintah sudah mulai menerapkan teknologi komputer dan internet dalam pengelolaan koperasi dengan direkrutnya sejumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang melek teknologi dan berkualitas. Tatanan pengelolaan koperasi sudah mulai dibenahi dengan pelayanan berbasis informasi teknologi (IT).
Namun, bangsa ini jangan sampai kecolongan. Pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengelola koperasi harus diimbangi dengan kemampuan melek teknologi masyarakat (dalam hal ini sebagai anggota koperasi). Ketidakmampuan anggota koperasi dalam mengenal dan menguasai teknologi akan menjadi masalah penghambat berkembangnya koperasi di Indonesia.
Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa mayoritas anggota koperasi di Indonesia masih awam dalam menguasai informasi teknologi. Bisa diamati dari jumlah koperasi yang tumbuh subur di Indonesia, masih membidangi sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan sektor kerakyatan lainnya yang dijalankan oleh para petani dan nelayan yang awam teknologi.
Jadi, bagaimana solusi untuk koperasi agar tetap berdaya saing dalam tingkat nasional dan global ?
Secara nasional, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di indonesia sampai tahun 2016 telah mencapai 70,18 (Data Badan Pusat Statistik). Sebuah pencapaian IPM yang berkelanjutan, jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam angka tersebut, jumlah penduduk yang menguasai Informasi Teknologi (IT) tentu tidak sedikit. 
Sejumlah lulusan mahasiswa dari perguruan tinggi di bidang koperasi atau mahasiswa lulusan program studi Manajemen Bisnis, Akuntansi Keuangan, Ekonomi, dan sebagainya bisa disalurkan (dengan mengacu pada penyaringan) dalam pengelolaan koperasi di seluruh tanah air. 
Penggunaan Financial Technology (FinTech) bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam pengelolaan koperasi di Indonesia. Alasan utama penggunaan FinTech harus mulai diterapkan di bidang koperasi, karena investasi baik dari modal dalam negeri maupun modal asing akan sangat potensial merambah bidang ini.
Kembali pada pembahasan bagaimana mensinkronkan penggunaan Informasi Teknologi antara Pengelola dan Anggota Koperasi?
Sudah mutlak bahwa seluruh jajaran pegelola koperasi di Indonesia harus menguasai perkembangan teknologi. Namun, bagaimana penerapannya jika anggota koperasi sebagian besar tidak menguasai teknologi (awam)?
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa sistem pelayanan dan pengelolaan koperasi harus mengambil dua metode, yaitu metode manual dan digital.
Metode pengelolaan koperasi secara manual masih harus dilakukan di Indonesia mengingat jumlah anggota koperasi yang awam teknologi masih signifikan. Jika metode manual langsung ditinggalkan, bisa jadi koperasi pun akan ditinggalkan oleh anggotanya yang merasa asing dan tidak betah (enggan dengan perubahan).
Metode pengelolaan digital (penggunaan IT) pun, harus terus diterapkan dan ditingkatkan. Bahkan sosialisasi teknologi baru harus terus dilakukan pada seluruh anggota koperasi di Indonesia. Metode pendampingan keluarga, bisa dijadikan salah satu ujung tombak agar anggota koperasi bisa mengikuti perubahan perkembangan teknologi. Metode Pendampingan Keluarga, yang dimaksud oleh penulis adalah setiap anggota koperasi yang awam dengan metode pelayanan digital, bisa dibantu oleh anggota keluarganya yang melek teknologi. Hal ini akan membuat anggota koperasi tetap aman dan nyaman. 

No comments:

Post a Comment

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...